Pada tahun 1921, misionaris dari Seattle yaitu Richard Dork Van Klaveren dan Cornelius Groesbeek datang ke Indonesia dan tiba di Batavia untuk penginjilan.
Ibadah Pantekosta pertama diselenggarakan di Deterdink Boulevard Cepu pada bulan Januari 1923, dan pada Maret 1923 terbentuklah Vereeneging De Pinkstergemeente in Nederlandsch Oost Indie di Bandung, Sekolah Alkitab pertama Gereja Pantekosta dibuka oleh William Wes Fatherson di Surabaya pada bulan Januari 1935. Pada Juni 1937, Vereeneging De Pinkstergemeente in Nederlandsch Oost Indie diakui sebagai Badan Gereja.
Dengan pecahnya perang dunia ke 2 maka beralihlah kepengurusan gereja ke tangan putra-putra Indonesia yaitu pendeta HN Rungkat periode tahun 1942-1957, tahun 1942 nama gereja pun mulai disebut menjadi Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) dengan semangat api pantekosta terus mengabarkan Injil.
Secara regional semangat Api Pantekosta terus bertumbuh.
Bpk. E. Kurniawan sebagai seorang pendeta GPdI mulai membentuk persekutuan dengan jemaat mula-mula berawal dari Jl. Gotong Royong Jakarta Selatan sekitar tahun 1975. Foto diatas adalah jemaat persekutun mula mula GPdI Barito
Perjalanan persekutuan jemaat rumahan tersebut terus berlanjut dan berkembang pesat di awal tahun 80an sehingga mulai mendapat tempat untuk membangun gereja sebagai tempat peribadatan yang layak di Jl. Barito II Jakarta Selatan dan pada Tahun 1984 pembangunan gereja dapat diselesaikan dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk R. Soeprapto pada 13 Mei 1984 bersdamaan dengan hal tersebut Bpk. Pdt. E. Kurniawan ditahbiskan sebagai Gembala di GPdI Jemaat Barito.
Pada bulan Mei 2011, Bpk. Pdt. E. Kurniawan berpulang ke rumah Bapa di Sorga dan kemudian Ibu Pdt. Lientje Kurniawan Istri dari Bpk. Pdt. E Kurniawan dilantik untuk melanjutkan Penggembalaan di GPdI Barito. selanjutnya pada awal tahun 2017, Ibu Pdt. Lientje Kurniawan M kemudian menyerahkan tongkat estafet Penggembalaan kepada Putranya terkasih yaitu Bpk Pdt. Albert N Kurniawan hingga sekarang.
Ciri khas Gereja Pantekosta di Indonesia adalah mengakui Yesus Kristus sebagai Satu-Satunya Juru Selamat Manusia, mengutamakan peran Roh Kudus sebagai Penolong yang diutus bagi jemaat yang percaya, menyebarkan Pemberitaan Injil melalui Penginjilan, percaya akan Kesembuhan Ilahi adalah bagian dari Iman orang percaya dan sebagai karya penebusan Yesus di atas Kayu Salib, dan Karunia Roh sebagai Karya Roh Kudus dalam kehidupan jemaat, serta Buah Roh sebagai bagian dalam pertumbuhan iman orang yang percaya dan diubahkan.